Melawan peradangan secara alami dengan CBD
Penulis: Lucie Garabasova
CBD adalah non-psikoaktif cannabinoid dengan berbagai macam manfaat. Salah satu khasiatnya yang paling signifikan adalah kemampuannya untuk melawan peradangan. Secara alami terdapat di tanaman rami, CBD produknya sepenuhnya alami. Apakah ini bisa dianggap sebagai penemuan revolusioner dalam Perjuangan melawan peradangan? Apa saja pengobatan alami lain untuk peradangan? Dan apa sebenarnya peradangan itu?
Memahami peradangan
Untuk memahami caranya CBD dan herbal lainnya bekerja melawan peradangan, pertama-tama kita perlu memahami apa sebenarnya peradangan itu.
Peradangan adalah a proses fisiologis yang merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh, yang merespons berbagai jenis kerusakan jaringan atau infeksi.
Tujuan dari peradangan adalah untuk memulihkan fungsi jaringan normal dan menghilangkan sel yang rusak.
Peradangan merupakan bagian krusial dari sistem imun dan biasanya merupakan tanda bahwa tubuh sedang merespons ancaman eksternal maupun internal.
Peradangan dapat dibagi menjadi dua jenis utama
- Peradangan akut: Peradangan jenis ini terjadi secara tiba-tiba dan biasanya berlangsung dalam jangka pendek. Ciri-ciri utamanya biasanya meliputi: sakit, pembengkakan, kemerahan, dan demam. Peradangan akut merupakan respons normal terhadap cedera parah, infeksi, atau pembedahan. Ini membantu memisahkan area yang rusak dan memulai proses penyembuhan.
- Peradangan kronis: Jenis peradangan ini bersifat jangka panjang dan dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama, terkadang bahkan bertahun-tahun. Peradangan ini dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, seperti gangguan autoimun (misalnya, artritis reumatoid), kondisi kronis (misalnya, bronkitis kronis), dan lain-lain. Peradangan kronis dapat merusak jaringan dan organ serta dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Proses inflamasi
- Vasodilatasi: Pembuluh darah melebar, meningkatkan aliran darah ke area yang terkena, menyebabkan panas dan kemerahan.
- Peningkatan permeabilitas vaskular: Memungkinkan sel darah putih (leukosit) memasuki area tersebut dan melawan infeksi.
- Migrasi leukosit: Sel darah putih menargetkan dan menghilangkan agen infeksius atau sel yang rusak.
- Respon peradangan: Pelepasan mediator seperti sitokin untuk mengatur reaksi imun.
- Penyembuhan dan regenerasi: Setelah infeksi atau kerusakan teratasi, perbaikan jaringan dimulai.
Gejala peradangan:
- Nyeri: Sensasi tumpul, tajam, berdenyut, atau terbakar.
- Pembengkakan: Penumpukan cairan menyebabkan pembesaran jaringan.
- Kemerahan: Meningkatnya aliran darah ke area tersebut.
- Panas: Peningkatan suhu lokal di wilayah yang terkena.
- Mobilitas Terbatas: Peradangan sendi dapat membatasi pergerakan.
- Kelelahan dan Kelemahan: Energi dialihkan untuk melawan peradangan.
Penelitian menunjukkan bahwa CBD mungkin memiliki sifat antiperadangan yang signifikan.
Bagaimana CBD bekerja melawan peradangan?
Menurut penelitian terbaru dari Agustus 2023, cannabinoid CBD, yang ditemukan dalam rami, sangat efektif melawan peradangan. CBD umumnya terdapat dalam produk-produk seperti Minyak CBD, kapsul, teh, Dan banyak lagi.
CBD mengaktifkan enzim 15-lipoksigenase-1, yang meningkatkan produksi zat yang melawan peradanganPara peneliti sampai pada kesimpulan ini melalui percobaan pada kultur sel, dan kemudian mengonfirmasi temuan mereka dalam penelitian pada hewan.
Hasil penelitian ini pada akhirnya dapat mengarah pada jenis pengobatan baru untuk penyakit inflamasi.
Seperti yang dijelaskan oleh ilmuwan utama penelitian ini, Jordan, CBD pada dasarnya bertindak sebagai saklar yang mengubah peradangan di sel imun yang relevan dari "AKTIF" ke "NONAKTIF".
Semua bukti menunjukkan bahwa cannabinoid CBD memainkan peran kunci, tidak hanya paling efektif dalam mengatasi peradangan tetapi juga bebas dari efek psikoaktif yang terkait dengan THC.
Apa itu enzim 15-lipoksigenase-1?
Enzim 15-lipoksigenase-1 (15-LOX-1) adalah enzim lipid yang mengkatalisis oksidasi asam lemak tak jenuh dalam tubuhSecara khusus, 15-LOX-1 mengubah asam arakidonat (sejenis asam lemak tak jenuh) menjadi berbagai produk aktif biologis yang dikenal sebagai leukotrien.
Leukotrien adalah molekul pemberi sinyal yang memainkan peran penting dalam peradangan dan respons imun. Molekul-molekul ini terlibat dalam berbagai proses fisiologis, termasuk pengaturan peradangan, kontraksi otot polos, dan reaksi imun. Dalam beberapa kasus, aktivitas 15-LOX-1 yang berlebihan dan produksi leukotrien yang berlebihan dapat menyebabkan proses patologis seperti penyakit peradangan.
15-LOX-1 memiliki berbagai varian yang dapat diekspresikan dalam berbagai jaringan dan organ di seluruh tubuh. Perannya dalam proses fisiologis dan kondisi kesehatan masih menjadi topik penelitian yang sedang berlangsung, tetapi tampaknya memiliki dampak yang signifikan terhadap peradangan dan respons imun. Gangguan yang terkait dengan aktivitas 15-LOX-1 yang berlebihan dapat dikaitkan dengan penyakit inflamasi tertentu, seperti aterosklerosis (pembentukan plak di pembuluh darah) dan asma.
Ramuan untuk mengurangi peradangan dalam tubuh
Ramuan berikut terbukti memiliki sifat anti-inflamasi:
- Kunyit (Curcuma Longa): Kunyit mengandung kurkumin, senyawa aktif dengan efek antiperadangan yang kuat. Kunyit umumnya digunakan sebagai bumbu dapur dan dapat ditambahkan ke makanan atau dikonsumsi sebagai suplemen makanan.
- Ganja (Cannabis sativa) – khususnya cannabidiol (CBD), seperti yang dibahas sebelumnya.
- Jahe (Zingiber officinale): Jahe mengandung gingerol, yang memiliki sifat anti-inflamasi. Anda dapat membuat teh jahe atau menambahkan jahe segar ke dalam masakan.
- Bunga Boswellia (Boswellia serrata): Dikenal juga sebagai kemenyan India, ramuan ini mengandung senyawa yang dapat membantu mengurangi peradangan. Ramuan ini tersedia sebagai suplemen makanan.
- Yarrow (Achillea millefolium): Yarrow memiliki sifat antiradang dan antiseptik. Dapat digunakan sebagai teh atau sebagai obat herbal.
- Bromelain (ditemukan dalam nanas): Bromelain adalah enzim dalam nanas yang memiliki efek anti-inflamasi. Enzim ini tersedia sebagai suplemen makanan.
- Peterseli (Petroselinum crispum): Peterseli mengandung senyawa yang dapat membantu mengurangi peradangan. Peterseli dapat digunakan sebagai rempah-rempah atau sebagai herba segar dalam makanan.
- Sage (Salvia officinalis): Sage memiliki sifat anti-inflamasi dan antibakteri dan dapat digunakan sebagai teh atau dalam pengobatan herbal.
- Ginkgo biloba: Ginkgo biloba mengandung flavonoid dengan sifat anti-inflamasi dan antioksidan. Ginkgo biloba umumnya digunakan sebagai suplemen makanan.
- Komprei (Symphytum officinale):Secara tradisional digunakan karena sifat anti-inflamasinya, komprei dapat diaplikasikan sebagai obat salep atau kompres.
- Kamomil (Matricaria kamomil): Kamomil memiliki efek antiradang dan menenangkan. Kamomil dapat dikonsumsi sebagai teh atau digunakan dalam sediaan herbal (coba teh rami dengan kamomil).
Ramuan untuk radang usus
Jika Anda mengalami radang usus, ramuan berikut mungkin dapat membantu:
- Lidah buaya: Lidah buaya memiliki sifat anti-inflamasi dan penyembuhan yang dapat bermanfaat bagi kesehatan usus. Lidah buaya tersedia dalam bentuk gel atau jus, yang harus digunakan sesuai petunjuk.
- Boswellia (Kemenyan India): Boswellia mengandung senyawa yang dapat membantu mengurangi peradangan di saluran pencernaan. Obat ini tersedia sebagai suplemen makanan.
- Akar marshmallow (Althaea): Ramuan ini mengandung lendir, yang dapat melindungi lapisan usus dari iritasi dan peradangan. Ramuan ini dapat dikonsumsi sebagai teh atau dalam bentuk suplemen.
- Elm Licin (Ulmus rubra): Elm licin kaya akan lendir dan dapat menenangkan dinding usus yang teriritasi. Elm tersedia dalam bentuk teh atau suplemen makanan.
- Rhubarb (Rheum rhabarbus):Secara tradisional digunakan karena efek pencahar dan antiperadangan pada sistem pencernaan, rhubarb dapat dikonsumsi sebagai teh herbal.
Jika Anda mengalami peradangan pada pembuluh vena atau tendon, pertimbangkan untuk menggunakan produk topikal berbasis rami yang cocok.
Bagaimana peradangan diobati?
Selain CBD yang disebutkan di atas, Anda dapat mendukung pengobatan peradangan dengan memasukkan hal berikut ke dalam makanan Anda:
- Buah-buahan dan sayur-sayuranMakanan yang kaya antioksidan, vitamin, dan mineral, seperti brokoli, bayam, stroberi, dan blueberry, dapat membantu mengurangi peradangan.
- Minyak ikan: Mengandung asam lemak omega-3 dengan sifat antiperadangan yang kuat, terutama bermanfaat untuk kondisi seperti artritis reumatoid.
- Minyak kaya Omega-3:Minyak dari ikan, biji rami, Biji rami, dan kenari kaya akan asam lemak omega-3, yang membantu melawan peradangan.
- Kunyit: Mengandung kurkumin, senyawa antiperadangan alami. Kunyit dapat digunakan sebagai bumbu dapur atau ditambahkan ke dalam makanan.
- Teh hijau:Dikemas dengan antioksidan yang membantu mengurangi peradangan.
- Biji-bijian utuhRoti gandum utuh, beras merah, dan gandum kaya serat dan dapat membantu mengurangi peradangan.
- Produk susu rendah lemak:Pilihlah produk susu rendah lemak daripada pilihan berlemak penuh.
Peradangan juga diobati dengan menggunakan obat antiperadangan (misalnya, ibuprofen, aspirin, dll.), kortikosteroid, antibiotik, terapi biologis (terutama untuk penyakit autoimun), atau dalam beberapa kasus, intervensi bedah (jika peradangan dikaitkan dengan kerusakan jaringan). Dalam kebanyakan kasus, perubahan gaya hidup juga dipertimbangkan.