Cannabigerol (CBG): Manfaat, Kegunaan, dan Cara Kerjanya dalam Tubuh

Penulis: Pavel Čermák

Cannabigerol (CBG) adalah salah satu dari banyak senyawa yang dikenal sebagai cannabinoids ditemukan di tanaman ramiMeskipun CBG ada dalam konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan THC atau CBD, beberapa tahun terakhir telah melihat a pertumbuhan minat ilmiah pada cannabinoid ini. Pada artikel ini, kita akan membahas apa itu CBG, cara kerjanya di tubuh kita, dan potensi manfaat kesehatannya.

Bagaimana CBG Bekerja di Tubuh Kita?

Seperti cannabinoid lainnya, CBG mempengaruhi sistem endocannabinoid (ECS) dalam tubuh kita. ECS adalah jaringan reseptor yang kompleks (reseptor CB1 dan CB2), bahan kimia yang disebut endocannabinoid, dan enzim.

Endocannabinoid adalah senyawa yang diproduksi secara alami oleh tubuh kita. Mereka mengikat reseptor CB1 dan CB2, membantu mengatur berbagai fungsi fisiologis dan menjaga keseimbangan internal.

  • Reseptor CB1 terutama ditemukan di sistem saraf dan otak.
  • Reseptor CB2 didistribusikan ke seluruh tubuh, terutama pada sel imun.

Dua endocannabinoid yang terkenal adalah anandamide (AEA) dan 2-arachidonoylgliserol (2-AG):

  • AEA terutama berikatan dengan reseptor CB1, memengaruhi fungsi kognitif dan suasana hati.
  • 2-AG mengikat reseptor CB1 dan CB2, menghasilkan efek anti-inflamasi.
 

Cannabinoid dari tanaman rami juga dapat berikatan dengan reseptor ini karena strukturnya yang mirip. Penelitian telah menunjukkan bahwa CBG mengikat terutama pada reseptor CB2.

Interaksi antara cannabinoid tanaman dan sistem endocannabinoid dikenal sebagai "efek rombongan". Menggunakan cannabinoid dalam kombinasi mungkin memberikan manfaat yang lebih signifikan dibandingkan menggunakannya secara terpisah.

Untuk Apa CBG Digunakan?

Meskipun manfaat penuh CBG masih dipelajari, penelitian awal menunjukkan bahwa CBG dapat membantu berbagai kondisi fisik dan mental. Mari kita telusuri penelitian yang ada mengenai CBG dan potensi manfaat kesehatannya.

Efek Anti Inflamasi CBG

CBG tampaknya memiliki sifat anti-inflamasi, menjadikannya pengobatan potensial untuk berbagai penyakit kronis.

Sebuah studi tentang CBG untuk penyakit radang usus (IBD) menemukan hal itu CBG mengurangi penanda inflamasi pada tikus dengan IBD yang diinduksi dan meringankan kolitis. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti menyarankan pengujian CBG lebih lanjut pada subjek manusia untuk pengobatan IBD.

Efek Neuroprotektif CBG

CBG juga dapat bertindak sebagai antioksidan, melindungi sistem saraf dari kerusakan. Ini mirip dengan endocannabinoid 2-AG.

Sebuah penelitian pada hewan tentang efek neuroprotektif CBG menemukan hal itu CBG dapat membantu memperbaiki defisit motorik dan menjaga neuron pada penyakit neurodegeneratif, seperti penyakit Huntington.

CBG sebagai Penambah Nafsu Makan

CBG menjanjikan sebagai stimulator nafsu makan, sebagaimana dibuktikan oleh penelitian tahun 2016 pada tikus. Studi tersebut menemukan bahwa tikus yang diberi CBG meningkatkan jumlah makanan dan total asupan makanannya tanpa mempengaruhi jumlah yang dikonsumsi per makanan atau lamanya makan. Tidak ada efek samping yang ditemukan pada tikus yang diobati dengan CBG, menjadikannya terapi potensial untuk kondisi seperti anoreksia dan cachexia.

 

CBG untuk Masalah Kandung Kemih

Sebuah studi tahun 2015 tentang cannabinoid untuk disfungsi kandung kemih menemukan hal itu CBG dapat mengurangi kontraksi kandung kemih yang diinduksi asetilkolin pada tikus. Di antara cannabinoid yang diuji, CBG adalah salah satu yang paling efektif, bersama dengan 99-tetrahydrocannabivarin (THCV). CBG juga menunjukkan potensi dalam mengurangi kontraksi kandung kemih pada manusia.

Kesimpulan

CBG menunjukkan potensi manfaat kesehatan, termasuk sifat anti-inflamasi, pelindung saraf, dan merangsang nafsu makan. Seiring dengan berlanjutnya penelitian, kita mungkin menemukan lebih banyak lagi kegunaan terapeutik dari cannabinoid ini.

Sumber: